Menyajikan Puisi Rakyat Secara Lisan dan Tulis


Menyajikan Puisi Rakyat Secara Lisan dan Tulis


khairil-anshari.blogspot.com Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam semangat buat kita semua. Kembali lagi bersama saya dalam blog berbagi tentang materi pembelajaran.


Setelah kita mempelajari beberapa materi sebelumnya tentang puisi rakyat, kali ini kita akan mencoba belajar menyajikan puisi rakyat, baik secara lisan maupun tulisan.


1. Penulisan Pantun

Pada saat ini, pantun masih populer meskipun termasuk puisi lama. Membuat pantun itu tidak sulit. Kita bisa membuat pantun sendiri. Berikut langkah-langkah dalam membuat pantun.

  • Menentukan topik atau tema pantun
  • Memilih jenis pantun
  • Menulis isi pantun, yaitu larik ketiga dan keempat
  • Membuat sampiran, yaitu larik pertama dan kedua
  • Menggabungkan isi dan sampiran pantun


Teks pantun harus disunting setelah selesai ditulis. Teks pantun harus disunting atau diperiksa kembali untuk diketahui kesalahan-kesalahan dalam pantun tersebut. Kesalahan-kesalahan tersebut selanjutnya diperbaiki/dikoreksi. Penyuntingan pantun meliputi tanda baca, keterkaitan kedua kalimat sampiran, keterkaitan kedua larik isi pantun, dan kesesuaian dengan syarat pantun.


Menyunting pantun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  • Membaca larik demi larik teks pantun untuk menemukan kesalahan tanda baca, keterkaitan larik sampiran, keterkaitan larik isi pantun, dan kesesuaian dengan syarat pantun.
  • Membetulkan kesalahan tanda baca, keterkaitan larik sampiran, keterkaitan larik isi pantun, dan kesesuaian dengan syarat pantun.
  • Membetulkan larik dapat dilakukan dengan cara:

  1. Menambah kata;
  2. Mengganti kata;
  3. Mengurangi kata; dan
  4. Mengubah susunan kata dalam larik tersebut sehingga menjadi dua larik saling berhubungan.
  5. Memeriksa keterkaitan kedua larik sampiran dan kedua larik isi.

 

2. Berbalas Pantun

Kegiatan berbalas pantun dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Berbalas pantun secara individu dilakukan oleh dua orang. Berbalas pantun secara kelompok dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelompok.


Seiring dengan perkembangan zaman, berbalas pantun mulai ditinggalkan. Berbalas pantun hanya digunakan dalam upacara adat di daerah-daerah tertentu. Berbalas pantun pada dasarnya hanya berpantun secara berbalasan. Ada satu orang atau kelompok melontarkan pantun. Kemudian pantun tersebut dijawab oleh orang atau kelompok lain.


Pantun balasan tidak boleh sembarangan. Tidak semua pantun dapat digunakan untuk membalas pantun. Pantun balasan harus memenuhi aturan-aturan tertentu. Aturan yang harus dipenuhi dalam berbalas pantun sebagai berikut.

  • Berisi jawaban yang harus dilontarkan.
  • Sampiran pantun balasan dapat dibuat sendiri atau dapat juga mengambil sampiran pantun yang dilontarkan.
  • Isi pantun jawaban dapat mengambil salah satu isi pantun yang dilontarkan atau bisa juga dibuat sendiri.

 

Contoh pantun yang dilontarkan :

Ayo kawan pergi berlayar

Jangan lupa saat bertemu

Ayo kawan kita belajar

Agar kita mendapat ilmu

 


Contoh pantun balasan :

Sambil berlayar membawa tamu

Jangan lupa membawa peta

Dengan belajar kita dapat ilmu

Karena ilmu sangat berharga

 

Kegiatan berbalas pantun dapat dilakukan dengan aturan main sebagai berikut.

  • Permainan berbalas pantun dilakukan oleh dua kelompok.
  • Jumlah anggota minimal tiga orang, maksimal lima orang.
  • Setiap kelompok terdiri atas ketua dan anggota.
  • Kegiatan ini dipimpin oleh seorang moderator yang bertugas menengahi, mengulas, dan menyimpulkan kegiatan.
  • Setiap sesi berbalas pantun memiliki tema.
  • Pantun sebagai jawaban setiap kelompok secara berkesinambungan dan bergiliran.
  • Struktur berbalas pantun terdiri atas pembukaan, isi/maksud, dan penutup atau kesimpulan.
  • Peserta tidak boleh bersikap dan menggunakan kata kurang santun, seperti mengejek atau menghina kelompok lain.


Demikianlah materi tentang menyajikan puisi rakyat, baik secara lisan maupun tulisan. Semoga materi singkat ini dapat dipahami oleh kita bersama. Terima kasih. 


Daftar Pustaka :

Santoso, Apriyanto Dwi, dkk.2020.PR Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2.Yogyakarta:Intan Pariwara.

LihatTutupKomentar