Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat


Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat


khairil-anshari.blogspot.com
 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam semangat buat kita semua. Kali ini, saya akan membagikan materi tentang mengenal dan memahami puisi rakyat.


Dalam dunia kesastraan, kita memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari mulut ke mulut. Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam baris, jumlah baris dalam tiap bait, dan juga pengulangan kata yang bisa terletak di awal atau di akhir sajak yang biasa disebut dengan rima. Pada bagian ini, puisi lama yang akan dibahas adalah pantun, syair, dan gurindam.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.


Ciri-ciri pantun :

  • Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
  • Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
  • Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi.



Jenis-jenis pantun, antara lain pantun anak-anak, pantun orang muda, pantun orang tua, pantun jenaka, dan pantun teka-teki.


Contoh pantun :

Ke mana kancil kita kejar

Ke dalam pasar kita mencari

Ketika kecil rajin belajar

Setelah besar senanglah diri


Seperti halnya pantun, syair termasuk jenis puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata syair berasal dari bahasa Arab, sya’ar yang berarti tembang dan sya’ara yang berarti menembang. Bentuk syair adalah puisi lirik halus  dan penuh dengan gejolak rasa penyairnya. Oleh karena itu, syair sering digunakan sebagai penggubah cerita atau mengungkapkan suatu kisah. Syair juga digunakan sebagai media untuk mencatat kejadian dan sebagai media dakwah. Syair biasa digunakan untuk dongeng atau suatu kejadian karena berisi nasihat, kiasan, khayalan, unsur-unsur agama, atau kepercayaan. Seorang penyair Indonesia yang paling terkenal adalah Hamzah Fansyuri, seorang penyair mistik dari Aceh.


Ciri-ciri syair :

  • Setiap bait terdiri dari empat baris.
  • Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  • Bersajak a-a-a-a.
  • Semua baris adalah isi.
  • Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.


Jenis-jenis syair, antara lain syair panji, syair romantis, syair kiasan, syair sejarah, syair saduran, dan syair keagamaan.


Contoh syair: 

Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat

Gurindam merupakan puisi lama yang berasal dari India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula-mula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Seorang pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji dari Riau. Hasil karyanya yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas.


Ciri-ciri gurindam :

  • Terdiri atas dua baris dalam sebait.
  • Tiap baris memiliki sekitar 10-14 suku kata.
  • Tiap baris memiliki irama sama atau bersajak a-a, b-b, c-c, dan seterusnya.
  • Satu bait gurindam merupakan satu kesatuan utuh.
  • Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.
  • Baris kedua berisi jawaban, akibat masalah, atau perjanjian baris pertama (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua).
  • Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup, dan kata-kata mutiara.


Contoh gurindam:

Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat


Agar lebih memahami perbedaan antara pantun, syair, dan gurindam, kalian bisa bermain game di bawah ini.




Semoga materi singkat ini dapat dipahami oleh kita bersama. Terima kasih. 


Daftar Pustaka :

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017.Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.Jakarta:Kemdikbud.

Santoso, Apriyanto Dwi, dkk.2020.PR Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2.Yogyakarta:Intan Pariwara.

LihatTutupKomentar