Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat


Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat


khairil-anshari.blogspot.com
 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam semangat buat kita semua. Kembali lagi bersama saya dalam blog berbagi tentang materi pembelajaran.


Setelah kita memahami dan mengenal puisi rakyat, kali ini kita akan mencoba belajar menelaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat, baik pantun, syair, maupun gurindam. 


Makna kata telaah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penyelidikan, kajian, pemeriksaan, penelitian. Menelaah berarti mengkaji secara lebih mendalam tentang suatu hal dari berbagai aspek. Dalam hal ini, kita akan belajar mengkaji dan menganalisis secara lebih mendalam tentang puisi rakyat dilihat dari aspek struktur dan kebahasaannya.


Ditinjau dari aspek struktur, kita bisa menguraikan puisi rakyat berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Sedangkan dari aspek kebahasaannya, kita bisa menguraikan puisi rakyat berdasarkan kaidah kebahasaan yang digunakannya. Kaidah kebahasaan yang terdapat pada puisi rakyat bisa dilihat dari bentuk kalimat, jenis kalimat, dan kata penghubung yang digunakan.


Bentuk kalimat pada puisi rakyat bisa berbentuk kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Jenis kalimat yang digunakan pada puisi rakyat bisa berupa kalimat perintah, kalimat saran, kalimat ajakan, kalimat seru, dan kalimat larangan. Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat bisa berupa kata penghubung bermakna tujuan, kata penghubung sebab (kausal), kata penghubung akibat, dan kata penghubung syarat.


Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh telaah puisi rakyat di bawah ini.


Bacalah pantun berikut!

Ambillah kapas menjadi benang

Ambillah benang menjadi kain

Kalau kamu ingin dikenang

Berbuat baiklah dengan orang lain

 

Contoh telaah pantun :

Struktur penyajian pantun di atas terdiri dari dua larik sampiran dan dua larik isi pantun dengan pola rima bersilang (a-b-a-b). Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik ketiga dan keempat. Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik 1 dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan larik 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau) pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

 

Perhatikan petikan syair berikut!

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman

Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan

 

Contoh telaah syair :

Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut, larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa (menggunakan kata seru Hai ....). Larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. 


Bacalah gurindam di bawah ini!

Apabila kelakuan baik berbudi

Hidup menjadi indah tak akan merugi

 

Contoh telaah gurindam :

Struktur penyajian gurindam di atas terdiri dari dua larik yang merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat (apabila) pada larik 1 dan kondisi/keadaan jika syarat itu dilakukan pada larik 2.

 

Demikianlah materi menelaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat. Semoga materi singkat ini dapat dipahami oleh kita bersama. Terima kasih. 


Daftar Pustaka :

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017.Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.Jakarta:Kemdikbud.


BACA JUGA :

LihatTutupKomentar